Rabu, 04 Mei 2016

Belajar Dari Groningen, Menjaga Kota Selalu Bersih

Apa yang pertama kali anda bandingkan dengan negara kita, Indonesia, ketika anda berada di luar negeri? Apa hayo... Kalau boleh saya wakili mungkin yang dibandingkan adalah kebersihan kota, kerapian, keindahan dkk, betul tidak?. Di negara maju, Entah itu di Eropa, Australia, Korea, Jepang atau bahkan di tetangga kita Singapura, semua tertata dengan baik, yang namanya sampah walaupun ada itu paling hanya sedikit, seperti gelas kertas, botol bir, kertas pembungkus makanan, atau mungkin tisu, tapi secara keseluruhan semua terlihat bersih. Bagaimana kota-kota di luar negeri bisa seperti itu, bersih dan rapi?. Bisakah kota-kota di negara kita membuat seperti itu?, Mari saya beritahu bagaimana mereka, kota-kota itu menciptakannya, melihat di salah satu kota kecil di Eropa sini.

Mungkin benar bahwa ada aturan yang tegas bila anda membuang sebuah sampah kecil saja (ngga sampai sekarung) anda akan kena denda dan itu mahal, yang berperan menciptakan kota bersih. Memang sih di negara-negara berkembang (generalisasi ajalah ya) udah ada aturan semacam itu, banyak, tapi... entah kenapa kota di negara-negara itu masih saja banyak bertebaran sampah. Kalau saya lihat akar penyebabnya itu ya di orang-nya, budaya untuk menjaga kebersihan atau paling tidak tidak mengotori kota itu masih rendah alias ga peduli. Meskipun di kota itu kebanyakan orang-orang berpendidikan dan kaya namun pendidikan dan kekayaan tidak serta merta menghasilkan orang-orang dengan budaya bersih di kota. Lihat saja di jalanan kota anda, masih banyak orang membuang sampah dari dalam mobilnya entah itu gelas minuman atau plastik makanan ke jalan, hadeuh!.

Merubah budaya itu adalah hal yang sulit, butuh puluhan tahun, dua puluh bahkan tiga puluh, juga konsistensi, dan banyak lagi komponen untuk merubah itu, tidak cukup dengan aturan atau sosialisasi kesadaran, spanduk dan papan himbauan itu tak guna. Seperti di kota ini, Groningen, tempat saya kuliah, kota kecil di Belanda dengan populasi 500 ribu jiwa dan mungkin di kota-kota lainnya di negara maju, kesadaran tentang menjaga kebersihan itu sudah terbentuk dari kecil, mereka diajarkan disiplin, tidak mengotori kota. Lingkungan perumahan terlihat bersih begitu juga fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit dan taman. Jadi apa? kesimpulan menjaga kota selalu bersih itu adalah dari budaya. Kalau anda masih membuang sampah sembarangan meskipun kecil, misalnya bungkus permen saja, berarti budaya menjaga kebersihan anda nol! apalagi kalau anda membuang se-plastik sampah dapur di sungai, hadeuh!.

Petugas kebersihan dengan menggunakan blower
Meski budaya kebersihan masyarakat kota di negara maju sudah baik, seperti yang saya katakan sebelumnya, masih ada beberapa orang yang dengan sadar ataupun tidak (mungkin lagi mabuk) membuang sampah sembarangan, seperti di Groningen ini. Tapi jumlahnya sedikit, tidak masif, apalagi ter-struktur dan sistematis. Oh ya, sampah itu akan selalu dibersihkan, sama seperti di negara anda. Ada juga petugas kebersihannya, tapi disini lebih modern, beda, tak ada itu namanya sapu lidi, yang ada mesin blower yang disandang untuk meniup sampah dan 'menggiringnya' ke jalanan. Mereka, petugas kebersihan itu, kadang berkelompok, misalnya membersihkan daun kering di taman, ketika musim gugur daun-daun berjatuhan dan harus dibersihkan, jika tidak akan terbawa hujan dan menutup saluran air. Lalu nanti, sampah-sampah yang digiring ke jalanan tadi, akan di-sapu oleh mobil penyapu. Mobil itu ada yang kecil dan sedang ukurannya, ia bisa masuk ke gang-gang sempit, bahkan lidi-nya ada yang di-desain membersihkan rumput di trotoar. Di negara anda mungkin sudah ada, ya itu mencontoh dari negara maju. Dengan mobil itu, membersihkan kota jadi lebih cepat. Mereka itu dari dinas kebersihan kota, sama. Kegiatan membersihkan kota itu rutin, untuk pusat kota dan jalanan setiap hari dibersihkan antara pukul 7 pagi hingga 9 pagi. Untuk wilayah pemukiman tidak setiap hari, pokoknya terjadwal. Sama seperti petugas penyisir, mereka berbekal kantong dan tongkat pencapit menyusuri gang-gang kota guna memunguti sampah yang tidak tersapu.

Petugas kebersihan kota Groningen
Tempat sampah khusus, untuk sampah biasa dan botol
Truk khusus untuk menangani kotak sampah
Tentu saja merupakan hal yang standar, di setiap sudut kota tersedia tempat sampah, sama. Bedanya tempat sampah disini bukan hanya disediakan di tempat umum seperti taman dan pinggir jalan, tapi juga disediakan hingga ke kawasan pemukiman, bentuknya ada yang standard ukuran kecil dan ada yang khusus, yang khusus itu kelihatannya saja kecil, padahal besar, ukurannya 1,5x1,5x 3 meter, tersembunyi di bawah tanah. Akan ada truk khusus untuk menangani kotak sampah itu. Selain itu, di kota ini juga ada tempat sampah khusus botol, botol dimasukkan ke kotak sesuai dengan warna botol. Yang berbeda juga, beberapa kota besar menggunakan tempat sampah tenaga surya atau solar powered trash compactor, sampah akan dipadatkan, sehingga mampu menampung lebih banyak sampah, tentu saja sumber tenaga penggerak mesin pemadat-nya itu dari tenaga surya.

Mobil penyapu ukuran kecil
Solar powered trash compactor
Perlu diketahui juga jika Belanda ini memiliki 12 pembangkit listrik tenaga sampah. Bahkan karena sampah di dalam negeri mereka sedikit sedangkan kapasitas pembangkit listrik tenaga sampah cukup besar makanya mereka menerima kiriman sampah dari negara lain. Total kapasitas lisrik yang dihasilkan dari ke 12 pembangkit itu hampir mencapai 600 Mega Watt.
Kardus yang diletakkan di depan toko-toko setiap hari Kamis

Jika di negara anda baru-baru ini diterapkan plastik belanja berbayar, disini telah lama itu diterapkan, jadi penduduk kota sudah terbiasa membawa kantong belanja dari rumah, tentu saja itu akan mengurangi sampah plastik, paling tidak, karena di pasar, plastik masih diberikan gratis. Di toko-toko tertentu juga disediakan fasilitas pembelian botol bekas.

Mesin pengembalian barang bekas.
Botol ukuran tertentu bisa dikembalikan melalui mesin khusus dan anda akan mendapatkan uang dari itu. Tidak hanya botol, elektronik device dan baterai juga bisa dimasukkan. Setiap hari kamis, orang-orang mengeluarkan sampah kardus dan kertas, mereka cukup meletakkannya di depan toko atau rumah masing-masing, nanti ada petugas yang mengangkutnya. Begitulah bagaimana contoh kota di negara maju menjaga kebersihan kotanya, sudah dapat gambarannya kan?. Pertama budaya masyarakatnya, kedua fasilitas pendukung kebersihan kota, dan ketiga kompensasi. Nah mungkin kota anda bisa menerapkan semuanya. Selamat mencoba!.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...