Minggu, 26 Desember 2021

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang. 

Dulu saya sering menghitung jumlah gigi saya. Hanya 28 dari yang normalnya 32 buah. Baru-baru ini, saya raba dengan jari. Ternyata ada gigi geraham paling belakang yang keluar sedikit dan mengarah ke samping. Melukai dinding mulut saya. Dua tahun lalu gigi bungsu kiri atas itu saya sadari mulai keluar sedikit demi sedikit. Membelah gusi. Terasa sakit selama seminggu. Saya pikir infeksi biasa karena sakit itu tidak lama hilang. Berselang tiga bulan, sakit itu kambuh lagi. Bahkan saya kesulitan membuka mulut. Makan pun susah. Seminggu kemudian sakit itu hilang lagi. Ketika sakit itu muncul, saya redakan dengan hanya berkumur air garam.

Sebulan kemudian sakitnya kambuh lagi. Akhirnya saya pergi ke dokter gigi. Dokter mengatakan saya harus ke spesialis bedah mulut. Dari situ baru saya mulai mencari informasi di internet tentang gigi bungsu. Sakit yang saya rasakan itu karena gigi bungsu saya tumbuh mengarah keluar. Tidak lurus seperti geraham lainnya. Impacted istilah medisnya. Saya pikir itu karena rahang saya yang sempit, jadilah ia mencari jalan lapang, mengarah ke samping.

Saya akhirnya pergi ke spesialis bedah mulut. Dokter bedah mulut menyuruh saya untuk rontgen. Dari rontgen itulah saya tahu jumlah gigi saya 32 buah. Tiga dari empat gigi bungsu masih tertutup gusi. Dua gigi bungsu bawah mahkotanya mengarah ke depan. Mendorong barisan gigi bawah saya. Dua gigi bungsu atas mengarah ke serong ke samping. Yang sebelah kiri itulah yang sudah keluar dan sakit. Sebelah kanan masih tertutup gusi. Dokter menyarankan untuk operasi. Yang jadwalnya dua tahun lagi karena antrian pasien BPJS yang panjang.  

Mendengar kata operasi saya jadi takut. Cerita teman saya yang mencabut gigi bungsunya malah menambah rasa takut saya. Gigi itu harus dibelah lalu dicabut. Gusinya dijahit. Sesuatu yang mengerikan. Biarlah saya memilih menahan sakit seminggu saat ia kambuh daripada harus dioperasi seperti itu. Namun, ketika sakit gigi itu kembali dan menyiksa saya, saya putuskan untuk operasi. Saya pergi ke rumah sakit lain dan berharap antrian operasinya sedikit. Beruntung jadwal operasi di rumah sakit itu kosong. Hanya perlu menunggu kamar kata dokternya. Dan juga karena saya sudah punya rontgen gigi jadi lebih cepat.

Hari operasi pun tiba. Dari malam hari saya sudah disuruh puasa. Penjelasan dokter dan beberapa artikel saya baca, untuk operasi mulut biasanya hanya bius lokal. Esok paginya untuk pertama kali dalam hidup saya masuk ke ruang operasi. Seluruh pakaian dilepas, hanya pakai celana dalam dan pakaian operasi. Saya pasien pertama pagi itu. Di atas meja operasi saya melihat perawat menyiapkan berbagai pernak pernik peralatan operasi. Sesuatu yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Saya pikir operasi dilakukan di poli gigi dengan peralatan lengkap untuk mencabut gigi, tapi ini di ruang operasi. Saya tidak melihat pernak pernik peralatan dokter gigi di ruang itu. Entah alat apa yang akan digunakan dokter nanti. Mungkin dia bawa sendiri di dalam tasnya.

Setelah dokter tiba, sekitar 15 menit  mulut saya disiapkan, diraba giginya, dipasang tang penahan mulut, diolesi semacam betadine. Lalu saya dibius lokal sekitar dua atau tiga kali, di dekat gusi gigi yang akan dicabut. Setelah itu, dengan tang besi dokter menggoyang-goyang gigi itu dengan kuat. Sekitar empat atau lima kali percobaan gigi saya akhirnya lepas. Tercabut dari akarnya. Hanya begitu saja. Tidak dipotong-potong dulu seperti yang saya bayangkan. Mungkin karena gigi bungsu itu sudah keluar. Jadi lebih mudah dicabut.

Setelah itu lubang gigi diberi kain kasa dan saya harus menggigitnya untuk menghentikan pendarahan paling tidak 1 jam. Saya juga disarankan untuk makan yang lembut dan dingin seperti es krim. Menghindari makanan yang keras dan pedas. Dokter hanya memberi antibiotik dan parasetamol, serta pencuci mulut dan saya harus kembali untuk kontrol minggu depan. Akhirnya masalah gigi bungsu itu selesai. Sewaktu selesai operasi, dokter mengatakan gigi bungsu saya yang lain juga perlu dicabut. "Emmmm..ntar dulu, Dok." jawab saya.

Jadi, bagi para pembaca yang memiliki masalah dengan gigi bungsu dan sering mengalami sakit berulang, segeralah cabut gigi itu. Jangan mencontoh saya, menunggu dua tahun lamanya. Satu lagi, suntik bius di gusi itu tidaklah sakit. Seperti tertusuk tulang ikan ketika makan.



Minggu, 03 Oktober 2021

Pemahaman situasi: Memahami dunia

 Tulisan ini adalah terjemahan dari tulisan Martin Anderson dengan judul yang sama.

Ini tidak seperti yang Anda pikirkan. . .

Dalam beberapa laporan insiden baru-baru ini, saya telah melihat frasa 'Pemahaman Situasi' terdaftar sebagai penyebabnya; atau lebih khusus lagi, “ kehilangan pemahaman akan situasi ” – oleh pilot, pengontrol lalu lintas udara, dokter, operator proses, dll. Istilah ini telah digunakan secara berlebihan dan disalahgunakan; sering kali merupakan jalan pintas untuk mengatakan bahwa seseorang tidak cukup memperhatikan, atau ceroboh. Dalam beberapa kasus sayangnya hal ini menyebabkan kesalahan dan hukuman yang tidak pantas, dengan mengorbankan pembelajaran yang sebenarnya. "Hilangnya pemahaman situasi" hampir menjadi cara berbeda untuk mengatakan 'kesalahan manusia'. Seperti yang dikatakan almarhum, Trevor Kletz yang hebat-menyimpulkan bahwa insiden disebabkan oleh kesalahan manusia sama dengan menyatakan bahwa jatuh karena gravitasi. Hal yang sama dapat dikatakan tentang pemahaman situasi.

Istilah ini berasal dari sektor penerbangan, tetapi sejak itu telah digunakan dalam industri pertahanan, kesehatan, ruang angkasa, pertambangan, dan minyak dan gas. Ini adalah topik kunci faktor manusia.

Dalam artikel ini saya akan mendefinisikan Pemahaman Situasi dan mengklarifikasi apa itu, apa yang tidak, mengapa itu adalah konsep yang berguna dan bagaimana hal itu dapat disalahgunakan.

Saya juga akan menguraikan apa yang sering berada di balik pemahaman situasi, menyoroti beberapa faktor mendasar yang mungkin berkontribusi pada hilangnya pemahaman situasi dalam insiden signifikan.

Pemahaman situasi dan Keterampilan Non-Teknis

Saya telah menulis di tempat lain tentang Keterampilan Non-teknis, keterampilan interpersonal, perilaku dan kognitif yang melengkapi keterampilan teknis kita. Dalam industri kritis keselamatan, keterampilan teknis jelas diperlukan, tetapi tidak cukup dengan sendirinya. Keterampilan non-teknis sering tidak diajarkan, setidaknya tidak pada tingkat yang sama dengan pengetahuan teknis dan keterampilan teknis. Di beberapa industri, Keterampilan Non-Teknis dikenal sebagai Manajemen Sumber Daya Kru (CRM).

Pemahaman situasi dianggap sebagai salah satu keterampilan non-teknis yang paling penting. Sebagian besar kursus pelatihan keterampilan non-teknis mencakup modul tentang pemahaman situasi.

Mendefinisikan Pemahaman Situasi

Tidak cukup memperhatikan lingkungan kita adalah bagian dari pemahaman situasi, tetapi itu bukan gambaran yang lengkap. Ada banyak definisi karena ada komentator di bidang ini, tetapi salah satu yang saya usulkan untuk digunakan di sini adalah:

Mengembangkan dan memelihara pemahaman dinamis tentang situasi dan risiko yang ada dalam suatu kegiatan, berdasarkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber dari lingkungan tugas, memahami apa arti informasi dan menggunakannya untuk berpikir ke depan tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Memprediksi masa depan adalah kunci pemahaman situasi

Definisi ini mengacu pada refleksi pada masa lalu, sekarang dan masa depan. Ini mencakup aspek-aspek kunci dari pemrosesan informasi – dari persepsi, melalui interpretasi hingga prediksi. Alasan menggunakan definisi di atas adalah karena mengandung lima aspek yang menurut saya merupakan kunci dari konsep ini. Mari kita uraikan:

  1. Pemahaman situasi bukanlah satu kali atau potret, itu adalah proses yang berkelanjutan, oleh karena itu frasa 'pemahaman dinamis ' dalam definisi di atas. Jika apa yang kami harapkan terjadi tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata, kami dapat memeriksa data kami, mengumpulkan informasi baru, dan meninjau kembali keputusan kami. Ini akan membantu kita untuk 'mendapatkan kembali kendali'. Pemahaman situasi dipertahankan dengan terus-menerus memeriksa fakta terhadap pemahaman kita. Seringkali, kita menggunakan harapan kita untuk mempengaruhi bagaimana perhatian diarahkan, bagaimana informasi dirasakan dan bagaimana hal itu ditafsirkan.
  2. Persepsi atau pengumpulan informasi dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan sentuhan kita. Dalam banyak sistem yang kompleks, orang melihat keadaan sistem secara tidak langsung, melalui tampilan dan antarmuka daripada melalui pengamatan langsung.
  3. Memahami informasi dengan menggabungkan data ini dari dunia nyata dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada dari memori (dan melalui proses ini, menciptakan model mental dan pembangunan cerita). Informasi yang dikumpulkan diberi makna. Ini termasuk mengembangkan gambaran dunia yang akurat dan lengkap, menginformasikan keputusan kita. Pemahaman dibentuk dengan menyatukan dua dan dua untuk mendapatkan empat.
  4. Prediksi dan proyeksi ke masa depan, yang meliputi berpikir ke depan, bertanya 'bagaimana jika?', memperbarui model mental dan mengantisipasi keadaan masa depan lingkungan kita. Ini melibatkan memprediksi apa yang diharapkan (dan juga apa yang tidak diharapkan).
  5. Definisi di atas juga mencakup pemahaman risiko saat ini, dan evaluasi risiko masa depan.

Oleh karena itu, pemahaman situasi adalah tentang secara proaktif tetap berada di depan situasi. Ini sangat terkait dengan pengambilan keputusan – ini menentukan apakah keputusan yang baik dapat dibuat. Sangat penting untuk memahami gambaran yang lebih besar, sebelum membuat keputusan. Pemahaman situasi yang menurun dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak memadai dan tindakan yang tidak tepat. Ketika pemahaman situasi hilang, bahkan untuk sesaat, orang mungkin lebih lambat untuk mendeteksi masalah dan membutuhkan waktu ekstra untuk mengorientasikan kembali diri mereka sendiri. Ini adalah masalah yang lebih besar di mana keputusan yang tepat waktu diperlukan. Bahkan, bagian dari pemahaman situasi adalah pemahaman tentang berapa banyak waktu yang tersedia sampai suatu peristiwa terjadi, atau beberapa tindakan yang akan diambil.

Model mental: ini adalah peta jalan yang kami gunakan untuk menafsirkan dan memahami dunia. Model ini mendorong pencarian data dan juga membantu kami mengintegrasikan data tersebut ke dalam penilaian yang bermakna.

Proses persepsi, pemahaman, dan prediksi ini tidak terjadi dalam ruang hampa, mereka sangat dipengaruhi oleh prasangka dan harapan kita; dan oleh tuntutan yang ditempatkan pada "sistem pemrosesan informasi" kami.

Perhatikan bahwa tidak perlu maju melalui tiga tahap (Persepsi, Pemahaman, dan Prediksi) secara linier atau berurutan. Misalnya, seseorang yang memahami situasi saat ini memiliki pemahaman situasi yang lebih baik daripada seseorang yang membaca data di layar tetapi tidak memahami artinya.

Seperti disebutkan di atas, memperoleh dan mempertahankan pemahaman situasi adalah proses berulang – orang mungkin secara aktif mencari data yang mengkonfirmasi atau menyangkal penilaian mereka terhadap suatu situasi; atau mencari data yang mengisi kesenjangan dalam pengetahuan mereka. Pemahaman situasi adalah kombinasi dinamis dari data yang masuk, memproses data tersebut dan mencari data baru. Orang bukan hanya penerima pasif informasi, tetapi mengambil peran aktif dalam menentukan apa yang relevan. Mereka mungkin, misalnya, memilih informasi mana yang ditampilkan pada panel kontrol dan dalam format apa. Pemahaman kita hampir selalu diperbarui – seiring dengan perubahan situasi, demikian juga pemahaman situasi kita.

Ketika kami tidak dapat menemukan data yang relevan (atau kami tidak punya waktu), kami dapat menggunakan asumsi, pengalaman sebelumnya, atau data 'default'. Terkadang, bias dapat muncul pada tahap ini; yang dapat menyebabkan kesalahan penilaian.

Apakah Pemahaman Situasi suatu proses, atau keadaan akhir?

Ada beberapa kebingungan tentang apakah istilah pemahaman situasi mengacu pada (1) proses yang digunakan orang untuk mengumpulkan informasi dan memahami dunia mereka; atau (2) keadaan akhir yang diturunkan dari proses tersebut. Seorang penulis kunci di bidang ini memberikan perbedaan berikut:

“Perlu untuk membedakan istilah pemahaman situasi , sebagai keadaan pengetahuan, dari proses yang digunakan untuk mencapai keadaan itu. Proses-proses ini, yang mungkin sangat bervariasi di antara individu dan konteks, akan disebut sebagai penilaian situasi atau sebagai proses untuk mencapai, memperoleh, atau mempertahankan pemahaman situasi”. (Endsley, 1995, hal. 36)

Oleh karena itu, pemahaman situasi merupakan produk dari proses yang digunakan untuk mencapai dan mempertahankannya; dan produk ini juga mempengaruhi proses tersebut.

Membangun pengertian

Membangun pengertian adalah proses memahami informasi dan situasi di mana orang menemukan diri mereka sendiri. Mereka adalah dua perbedaan utama antara ini dan pemahaman situasi.

Membangun pengertian sebagian besar merupakan proses sadar dan disengaja, mirip dengan pembangunan cerita. Proses memperoleh pemahaman situasi kadang-kadang bisa disengaja, tetapi seringkali cepat, refleksif dan sangat otomatis.

Membangun pengertian sering diterapkan secara retrospektif, dalam mencoba memahami kecelakaan organisasi (yaitu mengapa sesuatu atau bencana tragis terjadi). Ini umumnya melihat ke belakang, sedangkan pemahaman situasi adalah melihat ke depan (khususnya proses prediksi dan proyeksi).

Pemahaman Situasi Tim

Meskipun penelitian awal tentang pemahaman situasi terfokus pada individu, banyak pekerjaan juga telah mempertimbangkan tim. Pemahaman situasi tim dapat didefinisikan sebagai "sejauh mana setiap anggota tim memiliki pemahaman situasi yang dibutuhkan untuk pekerjaannya " (Endsley, 1995, p.39). 'Pemahaman Situasi Bersama' adalah konsep yang serupa, di mana selain itu, setiap anggota tim memiliki pemahaman situasi bersama yang sama di mana dibutuhkan untuk peran mereka (yaitu tidak berbagi segalanya, hanya yang diperlukan ketika tujuan tumpang tindih).

Pemahaman tim bersama ini adalah sejauh mana personel yang terlibat memiliki gambaran mental yang sama tentang apa yang terjadi dan pemahaman tentang bagaimana orang lain mempersepsikan situasi yang sama. Pemahaman situasi dalam model ini memiliki dua bagian: pengetahuan seseorang tentang situasi dan pengetahuan mereka tentang apa yang dilakukan orang lain (dan mungkin dilakukan jika situasinya berubah dengan cara tertentu). Selain model mental, harapan dan pengalaman sebelumnya, berbagi informasi antara anggota tim adalah kunci untuk fase Memahami pemahaman situasi.

Kehilangan pemahaman situasi

Definisi singkatnya mungkin adalah “Jika terasa salah maka mungkin memang demikian” – tetapi kita membutuhkan sesuatu yang sedikit lebih ilmiah dari itu. Pemahaman situasi adalah pemahaman tentang apa yang terjadi sekarang, dan mengingat informasi itu, apa yang mungkin terjadi di masa depan. Mengingat hal ini, ada beberapa petunjuk bahwa pemahaman situasi menjadi menurun:

  • Fiksasi pada satu hal dengan mengesampingkan yang lainnya
  • Komunikasi yang buruk, seperti pernyataan yang tidak jelas atau tidak lengkap
  • Tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
  • Keadaan masa depan yang diharapkan tidak terwujud
  • Tidak punya 'waktu untuk berpikir'.

Pemahaman  situasi mungkin hilang karena kelelahan, gangguan, situasi stres, beban kerja tinggi, kegagalan pemahaman , informasi yang disajikan dengan buruk, melupakan informasi kunci dan model mental yang buruk. Mengoptimalkan ini (dan pengaruh lain pada kinerja manusia) adalah inti dari pendekatan faktor manusia.

Hasil dari kehilangan pemahaman situasi (atau memiliki pemahaman yang tidak memadai) mungkin pengambilan keputusan yang buruk, pengambilan risiko dan perilaku tidak aman lainnya.

Pemahaman situasi dalam insiden besar

Dalam kasus ledakan kilang Texas City pada tanggal 23 Maret 2005, 15 pekerja tewas dan 180 terluka ketika sebuah kolom terisi penuh saat start-up. Operator ruang kontrol mengalami beberapa kesulitan dalam mempertahankan pemahaman situasi yang akurat sambil memantau lingkungan yang kompleks dan bergerak cepat. Serah terima shift dilakukan dengan tergesa-gesa, entri buku catatan tidak jelas, antarmuka mesin manusia dirancang dengan buruk, beban kerja tinggi (sebagian karena tingkat staf yang tidak mencukupi) dan operator kemungkinan lelah.

Dalam insiden Buncefield, operator kehilangan pemahaman situasi pergerakan bahan bakar ke dalam depot dan di antara tangki penyimpanan

Di Buncefield depot penyimpanan bahan bakar pada tanggal 11 Desember 2005, tangki penyimpanan terlalu penuh dan sejumlah besar bensin meluap, mengakibatkan awan uap yang menyala. Operator pabrik gagal untuk mengenali bahwa tangki itu terlalu penuh. Sama halnya dengan peristiwa Texas City, operator dibuat gagal oleh antarmuka mesin manusia yang tidak memadai, misalnya, tidak ada kemampuan untuk melihat isi beberapa tangki penyimpanan sekaligus. Depot Buncefield menerima bahan bakar melalui pipa dari tiga kilang Inggris dan kadang-kadang laju aliran di pipa ini diubah tanpa sepengetahuan staf Buncefield. Seperti halnya Texas City, operator pabrik ini kemungkinan besar kelelahan karena sistem shift dan lembur yang signifikan. Bersamaan dengan serah terima shift yang buruk,

Dalam insiden Deepwater Horizon (Macondo), kru pengeboran memegang model mental yang tidak akurat dari situasi yang berkembang. Ini sebagian didorong oleh asumsi yang salah, model mental yang tidak akurat dan akhirnya mengarah pada pemahaman situasi yang tidak akurat tentang kondisi sumur. Para kru memiliki harapan yang kuat bahwa Tes Tekanan Negatif akan berhasil. Beberapa faktor mempengaruhi pengambilan keputusan kru (seperti kelelahan, gangguan, kurangnya pengalaman, tekanan waktu, kurangnya prosedur yang jelas dan tekanan sosial). Studi kasus ini dengan jelas menggambarkan bagaimana model mental yang tidak akurat dapat mempengaruhi informasi yang dicari, mempengaruhi interpretasi informasi tersebut dan dengan demikian memberi makan model mental yang tidak akurat. Konfirmasi Bias tentu berperan dalam bencana ini.

Investigasi insiden: Peringatan kesehatan

Ada beberapa perdebatan tentang seberapa berguna istilah 'pemahaman situasi' dalam investigasi insiden. Dekker (2013) memperingatkan bahwa penggunaan istilah ini harus berhati-hati, dan menyatakan bahwa:

"hilangnya pemahaman situasi' secara analitis tidak lebih dari penilaian post hoc yang mengatakan bahwa kita tahu lebih banyak tentang situasi sekarang daripada yang orang lain lakukan saat itu" Dekker (2013)

Ada bahaya bahwa hilangnya pemahaman situasi menjadi penjelasan yang nyaman dalam investigasi kecelakaan; padahal sebenarnya, dengan sendirinya, itu menjelaskan sangat sedikit. Penggunaan istilah ini harus menjadi dorongan untuk menyelidiki lebih lanjut. Jika kita akan menggunakan konsep ini dalam investigasi insiden, pertama-tama kita perlu memahami mengapa pemahaman situasi 'hilang', untuk mendapatkan penjelasan yang lebih kaya tentang apa yang salah dan mengapa. Dalam tiga investigasi di atas (Texas City, Buncefield dan Macondo), para penyelidik sangat berhati-hati untuk memahami alasan di balik pemahaman situasi yang tidak memadai.

Dalam penyelidikan, mungkin berguna untuk memeriksa masing-masing dari tiga tahap utama pemrosesan informasi, misalnya:

  • Mengumpulkan informasi: data tidak diamati, atau data tidak terlihat, mungkin karena beban kerja yang tinggi, gangguan, interupsi, atau desain tampilan dan antarmuka yang buruk.
  • Memahami informasi: penggunaan model mental yang salah atau tidak lengkap, mungkin karena kurangnya pengalaman atau pengetahuan, atau bias kognitif, seperti bias konfirmasi.
  • Berpikir ke depan: ketergantungan yang berlebihan pada model mental atau kegagalan untuk menyadari bahwa model mental itu salah.

Hanya ketika penyebab pemahaman situasi 'hilang' dipahami, kita dapat membuat kesimpulan tentang penyebab insiden. Misalnya, jika sebuah pesawat menabrak medan, menyatakan bahwa pilot kehilangan pemahaman situasi tidak membantu. Jika penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa data kunci di kokpit tidak disajikan dengan jelas kepada kru; temuan itu dapat mengarah pada tindakan nyata dan perubahan fisik di kokpit untuk mencegah insiden serupa.

Mendukung pemahaman situasi melalui desain

Aspek kunci dalam mendukung orang untuk membangun dan memelihara pemahaman situasi adalah membantu mereka menciptakan model mental sistem yang akurat. Memiliki model mental yang jelas mendukung orang dalam memprediksi bagaimana sesuatu akan berperilaku di masa depan. Desain yang baik, mengikuti prinsip faktor manusia, mempromosikan model mental yang lebih akurat dan meningkatkan pemahaman situasi.

Desain yang baik mendukung orang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: Apa yang telah terjadi? Apa yang terjadi? Apa yang mungkin terjadi?

Peran desainer termasuk membantu pengguna untuk mengarahkan perhatian mereka ke tempat yang tepat dan memberikan umpan informasi yang membantu pengguna untuk memperbarui model mental situasi mereka. Melibatkan pengguna akhir sejak awal akan membantu desainer untuk mencocokkan desain dengan model mental pengguna sistem.

Misalnya, jika perancang ruang kontrol menyajikan informasi yang tidak perlu kepada operator, atau membanjiri mereka dengan terlalu banyak informasi setiap saat, mereka tidak akan dapat mempertahankan pemahaman situasi dan akibatnya pengambilan keputusan akan terganggu.

Jika fasilitas baru dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dioperasikan dari jarak jauh, (seperti anjungan lepas pantai yang dioperasikan dari darat), bagaimana operator akan memperoleh dan mempertahankan pemahaman situasi harus menjadi pertimbangan awal sebelum desain menjadi terlalu matang.

Beberapa pertimbangan desain meliputi:

  • Identifikasi informasi apa yang dibutuhkan orang dan dalam format apa
  • Menyajikan informasi dengan cara yang membantu pemahaman, seperti memperjelas bagaimana nilai saat ini berbeda dari nilai yang diharapkan atau keadaan masa depan (bukan hanya menyajikan data mentah)
  • Menyajikan tren dari waktu ke waktu dapat membantu pengguna untuk memproyeksikan keadaan sistem di masa depan
  • Berikan 'gambaran besar' kepada pengguna daripada kumpulan informasi yang terisolasi
  • Kurangi perhitungan mental yang diperlukan
  • Menempatkan orang-orang yang perlu mengomunikasikan informasi penting secara teratur untuk mempertahankan pemahaman situasi mereka
  • Kurangi gangguan dan interupsi
  • Cocokkan arti-penting perangkat pencari perhatian (seperti alarm) dengan kepentingannya
  • Jadikan kondisi berbahaya sangat terlihat
  • Maksimalkan visibilitas komponen yang hilang setelah perawatan.

Ucapan terima kasih kepada Mica R. Endsley untuk pekerjaan awalnya dalam menggambarkan dan mendefinisikan Pemahaman Situasi (termasuk yang sering disebut " Model Endsley 1995 ". Berkat karyanya, Pemahaman Situasi telah menjadi konstruksi yang banyak digunakan dalam komunitas faktor manusia, mendorong pengembangan tampilan informasi canggih dan pelatihan di banyak industri.

Referensi / Bacaan lebih lanjut

Endsley, MR (1995). Menuju teori pemahaman situasi dalam sistem dinamis. Faktor Manusia, 37(1), hlm. 32–64.

artikel asli: https://humanfactors101.com/topics/situation-awareness/

Keterampilan Non-Teknis (“Manajemen Sumber Daya Awak”)

Keterampilan Non-Teknis (“Manajemen Sumber Daya Awak”)

Ini adalah terjemahan tulisan Martin Anderson dengan judul yang sama.

Apa itu Manajemen Sumber Daya Awak(CRM)?

CRM telah didefinisikan sebagai "keterampilan sumber daya kognitif, sosial dan pribadi yang melengkapi keterampilan teknis dan berkontribusi pada kinerja tugas yang aman dan efisien" (Asosiasi Internasional Produsen Minyak dan Gas, IOGP, 2014). 

Kecelakaan pesawat United Airlines Penerbangan 173 di Portland, Oregon, 1978 menyoroti kegagalan dalam Keterampilan Non-Teknis. Analisis rekaman suara kokpit oleh NTSB menemukan bahwa pesawat kehabisan bahan bakar saat awak pesawat sedang memecahkan masalah kerusakan roda pendaratan. Faktor penyebabnya adalah kapten tidak mau menerima masukan dari awak pesawat lainnya, serta kurangnya ketegasan dari awak pesawat tersebut.

Pada 7 Juni 1979, NTSB mengeluarkan rekomendasi penting untuk mewajibkan pelatihan Manajemen Sumber Daya “Kokpit” untuk awak maskapai. Ini untuk mencakup komunikasi interpersonal, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan di kokpit; dan dimaksudkan untuk mengelola dengan sebaik-baiknya semua sumber daya yang tersedia bagi pilot termasuk anggota kru lainnya, prosedur, antarmuka mesin, dan diri mereka sendiri (yaitu mengenali di mana mereka paling rentan dan apa kekuatan mereka). Setelah ini, United Airlines mendirikan kursus pelatihan CRM pada tahun 1981. 

Manajemen Sumber Daya Kokpit dengan cepat berkembang untuk mencakup sumber daya awak yang lebih luas, termasuk awak kabin, dan berganti nama menjadi Manajemen Sumber Daya Kru (Crew Resource Management-CRM). CRM sekarang dianggap sebagai pelatihan penting bagi sebagian besar profesional penerbangan yang memberikan kontribusi operasional, termasuk pengontrol dan insinyur lalu lintas udara. Pelatihan CRM digunakan oleh hampir semua maskapai internasional dan direkomendasikan oleh regulator penerbangan sipil utama. Di beberapa wilayah, pelatihan faktor manusia diamanatkan oleh regulator penerbangan (misalnya Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat dan Otoritas Penerbangan Sipil Inggris).

Karena keberhasilan CRM dalam penerbangan, CRM telah diadopsi di sejumlah industri dengan keandalan tinggi lainnya termasuk pemeliharaan penerbangan, perawatan kesehatan, kontrol lalu lintas udara, dinas pemadam kebakaran, minyak/gas lepas pantai, dan industri maritim. 

Variasi Manajemen Sumber Daya Kru (CRM)

CRM telah diterapkan di beberapa domain, beberapa contohnya antara lain:

  • Keterampilan non-teknis pilot (NOTECHS) dalam penerbangan;
  • Bridge Resource Management (BRM) dalam industri pelayaran;
  • Keterampilan Non-Teknis untuk Ahli Bedah (NOTSS);
  • Keterampilan Non-Teknis Ahli Anestesi (ANTS);
  • Keterampilan Non-Teknis Trauma (T-NOTECHS);
  • Manajemen Sumber Daya Kru Operasi Sumur (WOCRM) dalam kontrol sumur lepas pantai.

Saya lebih suka menggunakan istilah  Keterampilan Non-Teknis (NTS) daripada Manajemen Sumber Daya Kru (CRM), karena saya menemukan bahwa 'keterampilan non-teknis' lebih mudah dipahami oleh khalayak yang lebih luas di berbagai industri. Ini adalah istilah yang jauh lebih jelas. Namun, akronim CRM banyak digunakan di banyak industri.

Apa Kunci Keterampilan Non-Teknis-NTS?

Kursus pelatihan Keterampilan Non-Teknis dan CRM umumnya membahas masalah-masalah berikut: 

Kesadaran Situasi;

  • Pengambilan Keputusan;
  • Komunikasi;
  • Kepemimpinan/Pengawasan;
  • Kerja tim;
  • Kesadaran Faktor Pembentuk Kinerja seperti stres dan kelelahan.

Organisasi mungkin sudah memberikan pelatihan tentang beberapa masalah ini (khususnya kepemimpinan dan pengawasan). Apa yang membedakan program NTS dan CRM adalah bahwa itu mencakup semua keterampilan non-teknis dalam satu kursus, serta menyediakan kerangka penilaian. Jika Anda membuat atau menugaskan kursus, NTS yang relevan harus dipilih untuk industri spesifik Anda.

Definisi dan ringkasan poin berikut telah diadaptasi dari IOGP Report 501 (2014):

Kesadaran Situasi artinya mengembangkan dan mempertahankan kesadaran dinamis tentang situasi dan risiko yang ada dalam suatu kegiatan, berdasarkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber dari lingkungan tugas, memahami apa arti informasi dan menggunakannya untuk berpikir ke depan tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Mengumpulkan informasi;

  • Memahami informasi dan status risiko (menggunakan model mental dan memori);
  • Mengantisipasi keadaan/perkembangan masa depan;
  • Merencanakan tugas masa depan.

Pengambilan Keputusan:  Keterampilan untuk mendiagnosis situasi dan mencapai penilaian untuk memilih tindakan yang tepat.

  • Mengidentifikasi dan menilai pilihan;
  • Memilih opsi yang sesuai dan mengomunikasikannya;
  • Mengambil tindakan – mengimplementasikan dan meninjau keputusan.

Komunikasi:  Keterampilan untuk pertukaran (transmisi dan penerimaan) informasi, ide dan perasaan, dengan metode verbal (lisan, tertulis) atau non-verbal. Seringkali melibatkan penggunaan daftar periksa (checklist).

  • Pengarahan dan pemberian umpan balik;
  • Mendengarkan;
  • Menanyakan pertanyaan;
  • Bersikap tegas.

Kepemimpinan / Pengawasan:  Keterampilan untuk mengarahkan, memantau, mengelola dan mendukung tim untuk menyelesaikan tugas untuk target yang ditetapkan.

  • Merencanakan dan mengarahkan;
  • Mempertahankan standar;
  • Anggota tim pendukung.

Kerja sama tim:  Keterampilan untuk bekerja dalam kelompok, dalam peran apa pun, untuk memastikan penyelesaian tugas bersama; ini termasuk koordinasi, kerja sama dan resolusi konflik. Terkadang dikombinasikan dengan topik 'Komunikasi' dalam kerangka kerja CRM.

  • Memahami peran sendiri dengan tim;
  • Mengkoordinasikan tugas dengan anggota tim lain/shift lainnya;
  • Mempertimbangkan dan membantu orang lain;
  • Negosiasi dan menyelesaikan konflik.

Faktor Pembentuk Kinerja:  Faktor-faktor seperti kelelahan dan stres yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan individu. Keterampilan utama adalah mengenali bahwa Anda terpengaruh dan memahami bagaimana hal ini dapat berdampak pada perilaku dan keputusan.

  • Mengidentifikasi Faktor Pembentuk Kinerja, seperti stres dan kelelahan;
  • Mengelola efek dari faktor-faktor tersebut.

Kaitan antara Keterampilan Non-Teknis dan 'keselamatan'

NTS adalah pedang bermata dua. NTS yang baik seperti komunikasi yang jelas dan kerja sama tim yang efektif dapat mengurangi kemungkinan terjadinya human error dan capture error yang memang terjadi. Di sisi lain, NTS yang buruk, seperti kurangnya koordinasi tim, atau kegagalan untuk menanyai rekan kerja, dapat meningkatkan kemungkinan kesalahan. Ketika kesalahan terjadi, ada kemungkinan peningkatan kejadian buruk yang dapat membahayakan pekerja, penumpang, pasien, publik, produksi atau lingkungan.

Bagaimana mengembangkan Keterampilan Non-Teknis di organisasi Anda

Untuk menerapkan pelatihan NTS yang disesuaikan dengan industri atau organisasi Anda, pendekatan berikut mungkin berguna:

  1. Identifikasi elemen NTS yang relevan (misalnya 'kesadaran situasi');
  2. Pertimbangkan keterampilan apa yang dibutuhkan (misalnya 'mengantisipasi keadaan masa depan', 'mempertahankan kesadaran akan gambaran besar');
  3. Dengan memahami tugas-tugas utama yang diselesaikan sekelompok orang, identifikasi contoh penanda perilaku yang dapat digunakan untuk membantu menilai keberadaan keterampilan ini (mis. 'Melihat x-ray dan menunjukkan area yang relevan dengan tim' atau 'Memverbalisasikan peralatan apa yang mungkin diperlukan nanti dalam operasi bedah'). Dalam industri di mana NTS relatif matang, seperti penerbangan dan perawatan kesehatan, penanda perilaku telah dikembangkan untuk kelompok staf tertentu (seperti ahli bedah, ahli anestesi, perawat scrub) – jadi Anda mungkin juga perlu mengembangkan serangkaian penanda perilaku untuk peran yang berbeda ;
  4. Memberikan pelatihan di atas, dengan studi kasus dan contoh yang relevan;
  5. Mengembangkan pendekatan untuk menilai kinerja saat mengamati perilaku di tempat kerja atau di simulator;
  6. Merumuskan pendekatan untuk menangani penilaian yang buruk.

Keterampilan Non-Teknis dalam bencana Macondo/Deepwater Horizon

Ledakan di rig pengeboran semi-submersible Deepwater Horizon di Teluk Meksiko pada Maret 2010 mengakibatkan 11 korban jiwa dan tumpahan minyak lepas pantai terburuk di dunia. Berbagai investigasi menyoroti berbagai Keterampilan Non-Teknis yang mendasari insiden tersebut, seperti:

  • pengambilan keputusan yang buruk (misalnya tim mencari konfirmasi bahwa sumur lepas pantai telah disegel, daripada menyelidiki apakah sumur tersebut disegel atau tidak, dan alasan yang mendasari pengambilan keputusan tidak dibuat secara eksplisit);
  • kurangnya kesadaran situasional (misalnya berbagai data yang menunjukkan ledakan yang akan datang tidak ditindaklanjuti); dan
  • komunikasi dan kepemimpinan yang buruk antara anggota kru.

“Begitu proses ini diperhitungkan, keputusan salah yang dibuat oleh kelompok Macondo menjadi sepenuhnya dapat dimengerti, sangat menakutkan”  (Hopkins, 2012)

Studi kasus ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana kegagalan di NTS digabungkan dengan masalah faktor manusia yang lebih luas untuk menyebabkan bencana besar. Kegagalan pengambilan keputusan dan kesadaran situasi diperparah oleh beban kerja yang tinggi pada kru bor, instrumentasi yang gagal memberikan indikasi yang jelas dan tepat waktu tentang hilangnya kontrol sumur, dan antarmuka antara berbagai organisasi kurang memadai.

Apakah NTS sendiri cukup untuk mengelola kinerja manusia?

Penerapan pendekatan NTS tidak boleh mengorbankan penanganan masalah organisasi yang lebih luas, seperti memastikan bahwa desain peralatan dan tempat kerja mendukung pengguna (yaitu menyiapkannya untuk sukses). Selain itu, Anda tidak boleh mengandalkan NTS yang baik untuk menggantikan sistem manajemen yang efektif (misalnya, mengelola kelelahan pada sumbernya, dari pada terus mengharapkan staf garis depan untuk mengelola dampak dari pengaturan jadwal yang tidak memadai).

Informasi lebih lanjut tentang Keterampilan Non-Teknis (CRM)

Manajemen Sumber Daya Kru untuk tim Operasi Sumur , Laporan IOGP 501, (2014). Dokumen ini merupakan hasil proyek yang dilakukan oleh University of Aberdeen atas nama International Association of Oil and Gas Producers (IOGP). Tujuannya adalah untuk mengembangkan silabus yang direkomendasikan untuk pelatihan CRM, yang disesuaikan dengan kebutuhan tim operasi sumur. Laporan ini terdiri dari modul pengantar, ditambah cakupan kategori keterampilan non-teknis utama: kesadaran situasi, pengambilan keputusan, komunikasi, kerja tim, dan kepemimpinan. Ini juga melihat faktor pembentuk kinerja seperti stres dan kelelahan, dan memberikan rekomendasi untuk desain dan penyampaian pelatihan WOCRM.

Pedoman pelaksanaan pelatihan Manajemen Sumber Daya Kru Operasi Sumur , Laporan IOGP 502, Asosiasi Internasional Produsen Minyak dan Gas (IOGP, 2014). Laporan ini mempersiapkan penyedia kursus untuk menyampaikan program pelatihan yang memperkenalkan dan mempertahankan Manajemen Sumber Daya Kru Operasi Sumur (WOCRM). Ini menetapkan tujuan pembelajaran untuk kompetensi CRM yang diberikan (keterampilan non-teknis) dan termasuk panduan tentang penyampaian pelatihan, penilaian dan kualifikasi; selain pengetahuan instruktur dan fasilitator.

Panduan tentang Manajemen Sumber Daya Awak (CRM) dan program pelatihan keterampilan non-teknis , Institut Energi (2014). Dokumen panduan ini telah dikembangkan untuk memperkenalkan CRM ke sektor energi. Ini memperkenalkan apa yang mencakup pelatihan CRM, menetapkan kasus mengapa pelatihan CRM harus diterapkan dan menyediakan proses untuk membantu organisasi mengembangkan dan menerapkan program pelatihan CRM. Contoh kursus CRM diberikan, dan sumber informasi latar belakang dan bacaan lebih lanjut disediakan. Publikasi ini harus dilihat sebagai bagian dari rangkaian sumber daya di atas yang dikembangkan bersama dengan International Association of Oil and Gas Producers (IOGP).

Manajemen Sumber Daya Awak untuk operasi lepas pantai : Memfaktorkan manusia ke dalam keselamatan: Menerjemahkan penelitian ke dalam praktik, Volume 3 (dari 3). Laporan Penelitian HSE 061 (2003). Tujuan dari paket kerja ini adalah untuk merancang dan mengevaluasi pelatihan Crew Resource Management (CRM), yang dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan, produktivitas, dan mengurangi waktu henti pada instalasi lepas pantai. Kursus CRM dikembangkan dan delapan kursus disampaikan kepada individu yang bekerja pada lima platform dari satu perusahaan yang beroperasi (n=104).

Buku Pegangan Sistem Non-Technical Skills for Surgeons (NOTSS) , University of Aberdeen, Versi 1.2 Mei 2006. Buku pegangan ini menyediakan panduan praktis untuk sistem NOTSS. Ini merinci sistem NOTSS lengkap, termasuk taksonomi keterampilan, penanda perilaku, skala penilaian, dan formulir penilaian. Ini juga mencakup panduan umum tentang penggunaan penanda perilaku. Meskipun diproduksi untuk sektor kesehatan, ini adalah dokumen yang sangat membantu untuk semua industri.

Sumber : https://humanfactors101.com/topics/non-technical-skills-crm/


Selasa, 08 September 2020

ODOL Lagi

Isu ODOL muncul lagi. Agus Pambagio di media membahasnya. Memang Agus kerap membahas isu-isu publik. Entah kenapa kali ini over load over dimension-ODOL yang dibahas. Padahal ekonomi lagi lesu. Pergerakan truk berkurang. Mungkin akibat banyak kecelakaan yang disebabkan tabrak belakang truk. Tahukah Anda, ribuan truk di negara kita tidak dilengkapi dengan perisai belakang. Akibatnya saat truk tertabrak oleh kendaraan kecil dari belakang, kendaraan kecil itu masuk ke bokong truk. Sensor airbag yang ada di bagian depan kendaraan kecil tidak mendeteksi benturan. Parahnya lagi tabrakan merusak kabin pengemudi yang menyebabkan korban jiwa. Baru-baru ini Kementerian Perhubungan gencar menyosialisasikan pemasangan perisai belakang truk. Hasil investigasi KNKT menemukan truk yang tidak dilengkapi perisai belakang sangat berisiko merenggut nyawa dalam kecelakaan. 

Kembali ke ODOL tadi, Agus mengatakan itu terjadi karena sistem logistik Indonesia yang buruk. Salah satu penyebabnya adalah adanya uang preman yang harus dikeluarkan pengusaha angkutan. Sehingga mereka, para pengusaha itu memaksimalkan muatan yang diangkut truk. Ditambah lagi kondisi itu tidak pernah bisa diselesaikan. Saya menghubungi salah satu sopir truk angkutan antarkota untuk mendapatkan informasi tentang uang preman itu. Ia orang Jawa Timur dan telah mengemudikan truk dari tahun 2003. Truknya dipakai mengangkut cabe dari Blitar ke Jakarta. Ia juga pernah menjadi sopir truk Kalimantan. Dari Jakarta atau Surabaya menyeberang dengan kapal ke Balikpapan. Saat saya hubungi Ia sedang di Mataram membawa muatan mesin dari Jakarta. Ia harus mencari muatan untuk kembali ke Jakarta. Jika tidak, tak ada pemasukan baginya. Ia harus membayar 6 juta untuk Jakarta--Mataram pergi pulang.

Ia mengatakan uang preman itu ada. Mulai ribuan hingga jutaan. Yang meminta? mulai dari aparat hingga masyarakat. Tapi Ia mengatakan jumlahnya tak tentu. Daerah industri dan pergudangan di Jakarta Utara dan Banten hampir selalu ada uang preman. Hampir di tiap  persimpangan dimintai. Dulu saat membawa truk ukuran sedang dengan muatan cabe, atap bak truk Ia buat segitiga agak tinggi seperti atap rumah untuk sirkulasi udara agar cabe tidak rusak. Model bak truk seperti itu dipermasalahkan oleh aparat. Ratusan ribu dibayarkan untuk bisa lepas. Jika tidak, truk akan digelandang. Di jalan tol juga begitu. Meski tidak tentu bertemu petugas.

Karena uang-uang sejenis itu harus disiapkan, para pengusaha memaksimalkan muatan untuk menutupi pengeluaran tadi. Bak-bak truk dimodifikasi. Ukurannya diperbesar dan dipenuhi muatan. Sopir-sopir pun begitu. Muatan yang penuh tadi itu mereka tambah lagi dengan mencari muatan lain tanpa sepengetahuan pengusaha. Sopir truk yang saya hubungi mengatakan muatan tambahan itu untuk uang tambahan akibat ketidakpastian di jalan tadi. Alhasil Anda bisa lihat ukuran bak truk di negara kita. Yang lebih parah lagi, coba Anda lihat truk-truk yang menyeberang dengan kapal. Bahkan di kabin pengemudi, bemper depan dan belakang, samping hingga atas kabin dipenuhi muatan. Ada yang menamakannya truk gandol. Berapa berat truk itu? tak ada yang tahu. Nanti setelah turun dari kapal, muatan tambahan tadi sudah ditunggu pemiliknya. Lokasi bongkar itu tak jauh dari pelabuhan. Maka truk gandol semacam itu jarang ditemui di jalanan. Saat menyebrang, tarif truk dibedakan berdasarkan kelas kendaraan. Atau sumbu rodanya. Truk-truk besar itu berapapun beratnya atau penuh muatannya hingga menjulang, tarifnya tetap sama. Maka tak heran muatan truk benar-benar dimaksimalkan. Jika di jalan truk ODOL merusak infrastruktur jalan, kalau di kapal truk ODOL itu merusak struktur kapal, menghalangi sebaran springkler pemadam kebakaran, menghalangi akses di geladak kapal, dan menyulitkan pengaturan stabilitas kapal.

Melihat kondisi di atas saya juga bingung bagaimana menyelesaikan benang kusut ini. Wacana pemerintah untuk memberantas truk ODOL justru menimbulkan perbedaan antarkementerian. Kementerian Perhubungan kontra Kementerian Perindustrian. Kementerian PUPR yang jalannya rusak mungkin menjadi sekutu Kementerian Perhubungan. Wacana yang pernah dilontarkan Dirjen Perhubungan Darat itu akhirnya ditunda hingga 2021 atas protes kebijakan tersebut. 

Sekarang masih suasana pandemi. Pemerintah sedang menyelamatkan ekonomi. Para pengusaha berjuang menyelamatkan diri. Diprediksi hingga dua tahun kedepan dunia usaha belum normal kembali. Masalah ODOL sepertinya akan tetap muncul lagi.


Rabu, 22 Juli 2020

Takut Swab

Saat ini banyak orang yang khawatir akan korona. Kenapa? Karena orang-orang harus tetap beraktivitas normal, sementara diri sendiri atau orang di dekatnya tidak tahu apakah telah terkena virus atau belum. Pengumuman dari Jend. Doni Monardo kemarin 80% penderita korona di Indonesia merupakan orang tanpa gejala. Sampai-sampai muncul perasaan di dalam diri "jangan-jangan saya sudah kena" karena merasakan sedikit sakit di tenggorokan atau kepala.

Saya pun mengalaminya. Karena saya harus pergi ke kantor di Jakarta dengan menggunakan kereta. Sewaktu pembatasan sosial dulu, kantor masih memberlakukan skema kerja dari rumah dan giliran masuk kantor. Dalam seminggu hanya dua kali kerja di kantor. Saat itu saya terkadang membawa mobil. Namun semenjak harus kerja di kantor setiap hari saya terpaksa naik kereta. 

Dengan menggunakan kereta, potensi penularannya cukup tinggi. Maka ketika kantor mengadakan rapid tes, saya harap-harap cemas. Meskipun di berita-berita menyebutkan akurasi rapid tes tidak terlalu menggembirakan. Tetapi tetap ada kekhawatiran. Bagimana jika reaktif? bagaimana dengan keluarga? dan seterusnya. Syukur Alhamdulillah hasilnya negatif.

Minggu lalu saya dimasukkan dalam tim cadangan kegiatan pencarian kapal tenggelam di Ternate. Seluruh tim termasuk saya harus melakukan swab tes atau polymerase chain reaction PCR untuk memastikan personil yang diberangkatkan bebas dari korona. Setelah hampir dua bulan beraktivitas di kenormalan baru, saatnya diperiksa kemungkinan terkena korona. Saya cukup khawatir. Bukan saja akurasi tesnya yang lebih tinggi dibanding rapid, tetapi proses swab dengan mengambil cairan di mulut itu yang membuat saya trauma. Ditambah sehari sebelumnya saya melihat video proses swab itu di grup WA.

Sesampai di rumah sakit, tibalah giliran saya di-swab. Di dalam ruangan itu ada dua orang dokter. Sebelum swab, riwayat perjalanan dan penyakit saya dicatat oleh dokter. Itu penting untuk melacak pasien jika ternyata hasilnya positif. Dokter juga menjelaskan proses swab dan reaksi tubuh saya nantinya. Mual. Bersin. Bahkan bisa saja berdarah katanya. Saya tambah grogi. Setelah itu saya disuruh duduk di sebuah kursi. Seorang dokter dengan APD level 3 menyiapkan dua cotton bud dengan tangkai panjang. Pertama swab di mulut. Tangkai swab dimasukkan hingga ke dinding kerongkongan. Saya merasa sedikit mual. Swab kedua dilakukan di hidung. Cotton bud untuk hidung sedikit agak kecil dan tipis dibanding untuk mulut. Tangkai itu lalu dimasukkan ke lubang hidung kanan lalu ditarik keluar dan dimasukkan ke lubang kiri. Sedikit sakit, geli, dan aneh hingga air mata saya keluar ketika benda itu dimasukkan. Tubuh saya bereaksi seolah akan bersin. Setelah itu sudah. Hanya begitu saja.

Ketika keluar ruangan, teman-teman yang lain bertanya penasaran: "Gimana?". "Ternyata tak lebih sakit dari yang saya bayangkan" ucap saya. Tahun lalu saya melakukan endoskopi. Sebuah slang kamera dimasukkan ke dalam kerongkongan saya. Slang itu lebih besar dan panjang dibandingkan cotton bud tadi. Slang tadi terus dimasukkan hingga ke lambung lalu diputar-putar beberapa kali. Sakitnya? berkali-kali lebih parah daripada swab. 

Lima hari kemudian hasil swab keluar. Alhamdulillah tidak terdeteksi. Takut swab itu hilang. Saya justru lebih khawatir penyakit lambung saya kambuh. Agar jangan sampai ada endoskopi lagi.

Senin, 06 Juli 2020

Jahe Obat

Kali ini betul terbukti. Jahe sebagai obat sakit gigi. Alhamdulillah. 

Dua hari yang lalu. Gigi geraham atas kiri saya yang berlubang itu sakit. Walaupun saya masih bisa makan dengan gigi sisi kanan, tetapi sakitnya mengganggu keseimbangan tubuh saya. Empat bulan lalu gigi itu saya tambal sementara karena sakit. Dokter menyuruh saya untuk kembali dalam dua minggu. Namun tidak saya lakukan. Sampailah kemarin sakitnya kambuh. Malu jika saya harus ke dokter itu lagi. Saya masukkan serbuk kayu manis dicampur minyak zaitun ke gigi yang berlubang. Tak ada reaksi. Saya cari di internet obat alami sakit gigi. Yang pertama muncul adalah berkumur dengan air garam. Dua kali sudah saya lakukan. Namun sakitnya tak kunjung hilang.

Tengah malam saya terbangun. Sakitnya bertambah parah. Dari internet saya tahu jika jahe bisa mengobati gigi sakit. Saya ambil jahe lalu saya cincang halus. Kemudian saya taruh di gigi yang berlubang dan saya tekan dengan jari agar mememnuhi lubang gigi. Beberapa menit kemudian sakitnya langsung hilang. Akhirnya saya bisa kembali tidur dengan tenang. Esoknya sama sekali tak terasa sakit lagi.

Selain untuk mengobati sakit gigi, jahe juga pernah saya gunakan untuk mengobati kaki yang keseleo atau terkilir. Caranya, parut jahe dan tempelkan pada bagian yang terkilir. Balut bagian yang ditempeli parutan jahe dengan kain atau kasa. Ganti parutan jahe setelah 6 jam. Hangat jahe akan membantu peredaran darah di bagian yang sakit.

Bagi Anda penderita maag atau luka lambung atau GERD. Minum air jahe akan membantu mengobati permukaan lambung yang terkikis asam. Hal ini kerap saya lakukan ketika maag saya kumat. Saat maag kambuh, jumlah asam lambung sudah terlalu banyak. Memang asam itu diperlukan untuk membantu mencerna makanan. Masalahnya, lapisan pelindung penderita maag sudah sangat tipis karena sudah terlalu sering mengonsumsi makanan yang memicu asam di lambung untuk mencernanya. Akibatnya permukaan lambung mengalami luka atau radang. Inilah yang meyebabkan nyeri saat maag kambuh. Memang saya belum pernah seketika langsung mengonsumsi jahe saat maag menyerang. Saat seperti itu saya langsung minum air hangat untuk menetralisisr asam di lambung dan minum obat pereda nyeri serta pengurang asam lambung. 

Rasa pedas jahe dan aroma khasnya berasal dari berbagai senyawa kimia yang dikandungnya sering dijadikan obat mual dan berbagai penyakit. Jadi jika Anda sakit gigi, keseleo, atau luka lambung silakan mencoba jahe sebagai obat dan tentu saja semua atas izin Allah.

Rabu, 27 Mei 2020

Lebaran Korona



Tidak ada yang menyangka. Pandemi ini begitu hebatnya. Sampai-sampai saya terpaksa-untuk pertama kalinya-menjadi imam salat Id. Di rumah. Sampai dengan hari ini di Indonesia sudah 22ribu orang dinyatakan positif virus korona. Mungkin jumlah sebenarnya lebih dari itu. Dan setiap hari terus bertambah, sudah lebih dari dua bulan sejak kasus pertama diumumkan. Karena kondisi di lapangan benar-benar berbeda dengan yang dilihat di media atau televisi. Diberlakukannya pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran, toh hanya tegas di tempat-tempat tertentu saja. Di pasar, di jalan, di tempat umum masih banyak ditemui pelanggaran.

Bulan lalu saya harus membayar pajak kendaraan. Meskipun pembayarannya bisa dilakukan secara daring, tetapi bukti pajak tetap harus dicetak paling lama sejak pembayaran. Begitu bunyi aturannya. Maka terpaksa saya ke kantor Samsat Kabupaten Bogor. Padahal seharusnya bisa diakomodir secara daring juga. Di Samsat saya lihat ratusan orang sedang mengurus berbagai keperluan. Di pintu masuk, bak cuci tangan dan sabun disediakan. Seorang petugas keamanan memeriksa suhu tubuh setiap orang yang akan masuk. Semua orang harus mengenakan masker. Bangku-bangku di ruang tunggu diberi jarak, sebagian telah ditandai untuk tidak diduduki. Setiap orang dilarang untuk berdiri. Petugas langsung menegur jika terlihat orang-orang berdiri di depan loket. Saya lihat 99% bangku di area tunggu sudah terisi. Sebagian besar orang yang datang ke Samsat masih membayar dan mengurus secara konvensional. Karena pencetakan di loket pembayaran daring hanya beberapa orang yang mengantre. Padahal seharusnya bisa dilakukan secara daring untuk mencegah orang datang dan berkumpul.

Saya tanya teman di Makassar, kondisinya tidak jauh berbeda. Saat Jakarta heboh dengan korona, Makassar masih tenang. Setelah awak kapal penumpang yang melayani rute ke Makassar dan acara keagamaan di Gowa, hingga hari ini Makassar menjadi epicentrum baru penyebaran korona. Acara keagamaan itu diikuti orang-orang dari berbagai daerah hingga orang dari luar negeri. Saat acara itu dibatalkan, sebagai orang-orang itu dipulangkan dengan kapal. Maka tidak heran jika virus ini menyebar kemana-mana. Di kapal, pendingin udara menggunakan pendingin udara sentral. Udara di dalam ruang disirkulasikan kembali melewati pendingin. Bisa dibayangkan bagaimana cepatnya virus  menyebar. Tidak lama setelah itu, kapal-kapal penumpang itu berhenti beroperasi. Sebagian awaknya terjangkit virus. Di Makassar pun sama. Meski diberlakukan pembatasan sosial, kondisi di lapangan tidak banyak berubah. Meski toko dan rumah ibadah diminta untuk tutup. Masih banyak yang nakal dan curi-curi.

Baru-baru ini saya menerima kiriman WhatApps, isinya kira-kira begini: Orang Indonesia itu di luar negeri bisa patuh. Sementara orang asing di Indonesia juga banyak tidak pakai helm atau juga buang sampah sembarangan. Intinya aturan yang sudah dibuat harusnya ditegakkan. Coba lihat sudah berapa banyak orang-orang yang pulang kampung meski sudah dilarang. Maka tak heran di daerah-daerah penyebarannya semakin luas.

Mari lihat di Belanda. Meski tidak ada larangan bepergian di sana. Tetapi berani membuka tempat hiburan, wisata dan olahraga atau sejenisnya didenda 4ribu euro. Tidak menjaga jarak 1,5 meter saja didenda 4ratus euro per orang. Ada satu keluarga didenda karena mereka duduk bersama tanpa menjaga jarak. Tapi meskipun jumlah kasus di Belanda lebih banyak, minggu lalu sekolah di sana sudah mulai buka. Alasannya tentu korona bisa dikendalikan dan tidak ada kasus korona pada anak. Di sana setiap hari sebanyak 30ribu orang dites. Gratis. Jangan tanya di Indonesia. Anda tahu jawabannya.

Maka itu, lebaran ini berbeda. Saya habiskan di rumah. Telepon video dengan keluarga. Tapi sebagian lainnya tetap sama. Pergi ke pasar. Membeli baju baru. Berkumpul bersama. Merayakan kemenangan akan kebebasan dan pelanggaran. Dari korona yang tak terlihat.

Jadi, melihat kondisi di Indonesia, yang sepertinya kita dipaksa untuk masuk ke kenormalan baru. Maka siapkanlah perbekalan. Ubah perilaku. Kalau tidak, bisa-bisa Anda akan tidak akan bertemu lebaran tahun depan. Semoga Allah melindungi kita semua.

Taqoballallahu minna wa minkum...Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441H

Sabtu, 15 Februari 2020

Dompet di Buru



Perjalanan dari bandara ke Pelabuhan Namlea langsung disuguhi pepohonan kayu putih. Sebuah pondok kecil di sisi kanan jalan saat kami melintas terlihat telah mengeluarkan asap putih pagi itu. Itulah proses menyuling minyak kayu putih oleh masyarakat. Saya harus beli nanti. Minyak kayu putih asli Buru.

Pohon Minyak Kayu Putih di pinggir jalan
Pulau Buru sisi utara berupa perbukitan batu. Tak banyak pohon tumbuh. Atau mungkin sudah ditebangi. Di pinggir pantai, saya lihat kayu-kayu gelondongan siap diangkut.

Kami menginap di Awista. Hotel dekat pelabuhan. Yang didekatnya banyak warung makan. Hari pertama tiba di Namlea langsung dipusingkan  oleh hilangnya dompet saya. Saya betul-tidak menyadari. Terakhir dompet hitam itu saya keluarkan saat transit akan naik pesawat di Bandara Pattimura. Setelah itu saya merasa tak mengeluarkannya dari kantung celana. Setelah menggeledah tas, pakaian, dan kamar. Saya simpulkan dompet itu terjatuh. Tapi entah di mana. Kantung belakang celana saya memang agak longgar. Saya perkirakan jatuh di dua tempat setelah pemilik mobil yang mengantarkan kami ke Namlea mengatakan tidak menemukan dompet saya di mobilnya.

Tempat pertama, dompet itu jatuh di pesawat. Pihak maskapai sudah saya hubungi dan menyatakan tidak ada dompet tertinggal di pesawat. Hanya ada sekantung buah. Tapi mereka berjanji meneruskan laporan saya di grup maskapai. Karena pesawat pagi tadi itu langsung kembali ke Ambon.
Kedua, di toilet bandara. Turun pesawat saya buru-buru ke toilet karena sakit perut. Kemungkinan dompet itu jatuh. Tapi seingat saya tidak ada benda di lantai waktu saya akan keluar dari toilet. Dan yang membuat saya agak tenang jika benar jatuh di toilet, supir tadi yang mengantarkan kami mengatakan mertuanya kerja di bandara sebagai petugas kebersihan. Nanti akan ditanyakan.

Saya berusaha mengikhlaskan dompet itu. Meski terus digoda berpikir rencana mengurus segala macam kartu-kartu di dompet. Gampang, gumam saya berusaha menghibur diri. Nanti pulang dari Namlea langsung ambil cuti untuk mengurus semua kartu-kartu itu. Saat itu pula saya sempatkan memblokir kartu ATM.

Sampai malam hari. Saya memutuskan untuk memohon bantuan-Nya. Saya berpikir kesalahan apa yang telah saya lakukan sehingga tertimpa musibah ini. Sebelum tidur saya memohon ampunan Nya dan teringat kisah tiga orang yang terjebak di gua. Mereka keluar setelah memohon kepada Allah dengan menyebut kebaikan yang pernah mereka perbuat. Saya lalu mengingat kebaikan yang pernah saya lakukan. Sewaktu akan berangkat kemarin, saya sempat memindahkan seekor bekicot dari jalan. Agar bekicot itu tidak terlindas. Saya niatkan karena ingin mendapat pahala dari Allah. Kebaikan itulah yg saya sebut kepada Nya. "Seandainya perbuatanku itu bernilai ibadah di sisi Mu, berilah kemudahan aku menemukan dompet ku ya Allah", pinta saya. Lalu saya tidur.

Besok pagi saat akan ke lapangan, teman sekamar saya memeriksa tas kecilnya. Dan dompet saya ada di dalam situ. Saya tidak pernah menaruh dompet di tas kecil itu, dan teman saya tidak mungkin memasukkan dompet saya ke dalam tasnya. Karena bentuk dan warna dompet kami berbeda. Alhamdulillah saya bersyukur memuji Allah.

Setelah selesai tugas di hari ke dua. Kami pergi melihat proses penyulingan minyak kayu putih di sebuah pondok kayu sederhana milik seorang warga. Pulau Buru ternyata dihujani oleh pohon kayu putih saat Allah menciptakan bumi. Hampir di setiap tempat pohon itu tumbuh. Pohon itu tidak ditanam. Meskipun pohonnya dipotong, dibakar, di musim kemarau, daunnya akan tetap tumbuh. Dari daun itulah minyak kayu putih dibuat. Dengan cara yang sama. Sejak ratusan tahun lalu. 

Para penyuling minyak mengumpulkan daun dari pohon kayu putih berdasarkan wilayah mereka. Masing-masing punya wilayah untuk memetik daunnya. Setelah daun dipetik lalu dijemur. Daun kayu putih di dataran tinggi akan menghasilkan minyak yang lebih bagus. Daun itu lalu direbus di sebuah ember raksasa. Yang  terbuat dari kayu. Yang di bawahnya terdapat kuali. Daun itu dimasak selama 8 jam. Uap nya dilewatkan ke ember raksasa di sebelahnya untuk didinginkan menjadi air lalu dialirkan ke sebuah jeriken kecil yang diletakkan di sebuah wadah berair. Air di jeriken itu mengandung minyak. Jeriken kecil itu bagian bawahnya telah dilubangi agar air yang lebih berat dari minyak bisa terdesak ke luar. 

Dalam sehari dengan menggunakan dua ember raksasa itu mereka menghasilkan dua botol minyak kayu putih seharga 200rb per botol. Daun kayu putih sisa hasil rebusan penyulingan ditumpuk di belakang pondok. Beberapa orang mengambilnya untuk pupuk. Tahukah Anda, minyak kayu putih yang anda gunakan itu dari pulau ini.

Dua ember kayu raksasa
Minyak hasil sulingan ditampung di jeriken
Kami hadir di Namlea di waktu yang tepat. Bulan Januari pas musim durian tiba. Harganya serenteng 25rb. Ada 4-5 buah serenteng. Ukuran se-bola takraw. Rasanya manis daging sedang. Berwarna putih kekuningan. Masak di batang. Saya membeli untuk dibawa pulang. Saya masukkan ke dalam kotak plastik lalu diisolasi.

Mungkin pembaca baru mengetahui jika di Pulau Buru ada tambang emas. Tambang emas itu berada di Gunung Botak. Pada tahun 2011 cerita kejayaan emas itu dimulai. Banyak orang di Pulau Buru seketika menjadi penambang emas. Tidak terkecuali aparat. Yang ditugaskan melarang warga. Di Gunung Botak itu konon dengan sedikit menggali saja sudah ditemukan emas. Para pendatang dari luar pulau berbondong-bondong datang. Dari Jawa dan Sulawesi. Yang lebih ahli urusan tambang emas. Sistem sosial di Pulau Buru kacau. Penambang adalah raja. Tak ada yang mau kerja di ladang dan sawah lagi. Bahkan aparat pun ikut menambang. Para penambang itu rumahnya mungkin sederhana tapi pulang menambang ia bisa membeli dua mobil.

Dalam sehari mereka bisa menghasilkan jutaan rupiah. Sama dengan upah sebulan kerja di kantor. Kata orang pada waktu itu yang tinggal di kantor hanya bupati dan wakilnya saja. Berkilo-kilo emas didapat. Banyak orang jadi jutawan. Semua mengambil untung dari manisnya tambang emas. Tak ketinggalan wanita penghibur. Yang minta dibayar dengan gram emas.

Tapi cerita itu tak berlangsung lama. Keserakahan membutakan mata. Korban jiwa berjatuhan di dalam tambang. Karena tambang dibuat secara sederhana. Banyak orang tertimbun di lubang-lubang galian. Tambang itu pun kini ditutup. Pernah seorang pandai mengatakan, bukanlah emas benda bernilai yang ada di dalam gunung tersebut, melainkan berlian.

Malam terakhir di Namlea kami nikmati dengan menyantap durian di tepi jalan. Merayakan dompet yang tak jadi hilang. Kami bergurau akan kembali ke Pulau Buru lagi. Saat tambang emas Gunung Botak itu diisukan dibuka kembali. Bulan depan.

Jumat, 03 Januari 2020

Lewoleba-Kupang


Ini ketiga kalinya saya ke Nusa Tenggara Timur. Kali ini rutenya ke Kupang lalu ke Lewoleba. Dari Kupang ke Lewoleba harus lewat Larantuka. Sebenarnya ada yang langsung. Pilihannya naik pesawat atau kapal feri yang butuh 12 jam sampai. Namun pesawat penuh. Karena harus segera, terpaksa kami lewat Larantuka. Penerbangan hanya 50 menit menggunakan pesawat ATR. Dari Bandara Larantuka kami langsung naik taksi ke pelabuhan. Supir taksi pun sudah tahu kami mengejar kapal feri pagi ke Lewoleba. Tiba di pelabuhan kapal masih menaikkan penumpang dan barang. Belasan motor tersusun rapi di haluan kapal. Saya memilih bersantai di samping kiri anjungan memperhatikan jernihnya air laut. Itu adalah sebuah kapal feri kayu tradisional. Geladaknya ada dua. Ada pula kapal feri modern atau kapal cepat. Sejam sampai. Namun jadwalnya pukul 11.00 WITA.

Kapal berangkat pukul 08.00 WITA. Perjalanan dengan kapal dari Larantuka ke Lewoleba ditempuh selama 3 jam. Itu sudah termasuk mampir di Waiwerang. Kapal melaju dengan tenang. Membelah laut pagi yang tampak seperti cermin. Perbukitan Pulau Adonara dengan Gunung Ile Boleng-nya menjadi pemandangan menarik selama perjalanan. Di tengah pelayaran, awak kapal memungut ongkos, Larantuka-Lewoleba kena Rp50ribu.

Pulau Adonara

Sekitar pukul 09.30 WITA, kapal tiba di Pelabuhan Waiwerang. Penumpang turun dan naik bergantian. Menggunakan sebuah papan kayu. Begitu pun bocah penjaja makanan. Mereka berebut naik menawarkan dagangannya. Beberapa motor di haluan kapal dinaikkan ke dermaga. Diangkat oleh tiga orang. Setelah menunggu setengah jam, kapal melanjutkan pelayarannya.

Naik turun penumpang di Waiwerang
Kapal terus melaju ke timur, memotong Selat Boleng. Satu setengah jam perjalanan, kapal tiba di Lewoleba. Pelabuhan ini terletak di Teluk Leba-Leba dan masuk ke dalam wilayah Kabupaten Lembata. Sebuah daerah pemekaran baru. Sebagai daerah baru, pemerintah mencoba mengembangkan potensi yang dimiliki daerah ini. Kebanyakan masyarakat di sana bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Setelah menyelesaikan tugas, kami kembali ke Kupang. Kali ini langsung dari bandar udara Wunopito, Lembata menuju El Tari dengan pesawat ATR 42.

Di Kupang kali ini saya menikmati masakan laut yang segar. Saya menginap di Aston yang di seberangnya ada pasar ikan Kelapa Lima. Ada belasan lapak pedagang ikan di sana. Hanya ada ikan, cumi, dan udang. Tanpa nasi. Kita bisa memilih ikannya dan dapat langsung dibakar oleh penjualnya.

Pasar Malam Solor
Selain Kelapa Lima, ada pula Pasar Ikan Malam Solor. Sebuah pusat kuliner hidangan laut kaki lima yang hanya buka malam hari. Pasar ini terletak di jalan Kosasih. Para pedagang memajang ikan di depan warungnya. Jika di Kelapa Lima hanya bisa dibakar, di sini anda dapat memilih mau dimasak apa. Menunya lebih beragam. Dari ikan yang mati sekali.



Kamis, 03 Oktober 2019

Batu Belliton



Dulu saya pernah ke sini. Ke pulau sebelahnya juga. Waktu masih jadi pelaut. Kapal saya memuat minyak kelapa sawit. Tanjung Pandan ibukota kabupatennya. Pulau ini semakin terkenal setelah Andrea Hirata dan Ahok. Film Laskar Pelangi menambah nilai bahwa pulau ini wajib dikunjungi.

Dulu timah pernah menjadi primadona yang dicari di pulau ini. Lubang-lubang galian tambang mencari logam itu terlihat dari udara. Sebagian sudah ditinggalkan. Lainnya masih terus dikeruk. Tapi kini cerita itu mulai berubah. Banyak yang sadar. Tambang itu hanya memperkaya segelintir orang dan membawa bencana bagi yang lain. Juga sawit. Keseimbangan lingkungan terganggu. Banjir besar pernah dialami. Pemerintah daerah akhirnya sadar. Memelihara lingkungan akan membawa kemaslahatan orang banyak. Jadilah daerah ini diarahkan menjadi tujuan wisata yang harus dikembangkan.

Saat anda tiba, tak perlu pusing mencari penginapan. Mulai dari yang sederhana hingga sekelas resort pun ada. Itulah dampak yang terjadi. Sejak Belitung gencar mempromosikan wisatanya. Sentra produksi oleh-oleh bertebaran di penjuru pulau. Warung-warung kopi Kong Djie menjadi primadona. Belum lagi hidangan lautnya, melimpah.

Pulau ini memiliki karakter. Di pesisir utara. tertancap ribuan mungkin lebih, bebatuan granit. Yang menjadi ciri khasnya. Mungkin ada di daerah lain. Seperti di Natuna. Tapi di Belitung ini, batunya besar-besar. Sebesar rumah, gedung, bahkan pulau (kata warga lokal).

Saat saya ke sana, ratusan wisatawan bersiap menyeberang ke Pulau Lengkuas. Ingin melihat mercusuar di sana. Dari Tanjung Kelayang, 200an kapal kayu tradisional siap mengantar anda. Pemerintah daerah mulai membenahi angkutan rakyat itu. Memperhatikan sarana pendukungnya. Keselamatannya. Wilayah Tanjung Kelayang terus diperbaiki. Semua demi pariwisata.

Bergeser agak ke timur. Melewati lahan luas milik anak mantan penguasa negeri. Ada kawasan Tanjung Tinggi yang dulu dijadikan lokasi syuting film Laskar Pelangi. Kawasan pantai berhias batu-batu granit berukuran besar. Begitu indah dan tenang. Sayang saya tak mencoba mandi di pantainya. Setelah puas, anda bisa beristirahat di warung tenda menikmati kelapa muda.

Masih banyak yang perlu didatangi. Namun waktu saya terbatas. Jadi hanya mampir ke Tanjung Pendam. Membeli oleh-oleh di Klapa, memesan ketam isi Adena, lalu salat di Masjid Al Ihram peninggalan zaman jayanya PT Timah. Masjid itu terletak di seberang Rumah Tuan Kuase yang dulu digunakan orang Belanda ketika menduduki Belitung.

Selasa, 06 Agustus 2019

Nah Angkutan Umum Kita Sudah Seperti di Negara Maju

Saya bergegas menuju stasiun seakan itu adalah kereta terakhir, tapi bukan karena itu, seperti pulang kantor Jumat kemarin, saya sekali lagi ingin membuktikan tepatnya jadwal kereta seperti di aplikasi smartphone saya. Saya memilih naik ojek dari rumah tadi dan saya minta agak ngebut, 'saya buru-buru' alasan saya, jalanan masih sepi pagi itu. Sampai di stasiun ternyata benar, papan informasi menunjukkan waktu yang pas ketika KRL itu masuk di jalur 2. Kartu multritrip saya tap-kan dan gate langsung terbuka, untunglah pikir saya setelah sistem gate diganti dari tripod ke pintu lipat, lebih gampang untuk melewatinya bersama koper saya, takkan lagi tersangkut koper saya di tripod itu. 

Mata saya lalu tertuju ke layar elektronik penunjuk jadwal kereta, layar di Stasiun Cilebut itu sudah 5 bulan terpasang, layar itu mengingatkan saya dengan layar informasi ketika menaiki Underground di London, S-Bahn di Hamburg dan Metro di Paris dan Brussel, semua ada waktu kedatangan dan tujuan kereta. Baguslah!. KRL ke Jakarta berhenti hanya sebentar dan saya segera naik.

Saya naik KRL di pagi sabtu yang sepi menuju Manggarai. Hanya beberapa penumpang naik dan turun selama perjalanan, sementara saya sibuk mengisi ulang kartu multitrip saya lewat smartphone agar saldonya cukup dan dapat digunakan untuk kereta ke Bandung. 
Liburan ke Bandung kali ini telah lama saya rencanakan. Seperti tahun-tahun sebelumnya saya akan mengunjungi Ciater dan berendam di kolam air panas, sungguh menyenangkan.

Kereta tiba di stasiun Manggarai pukul 7 dan saya langsung menuju peron 12 disitulah KRL tujuan Halim sementara di sisi sebelahnya di peron 13 itu ada kereta ke Bandara Soetta. Stasiun ini sudah berubah drastis dan menjadi stasiun transit kereta terbesar di Jakarta. Tampak beberapa penumpang tergesa-gesa berlari kecil dengan kopernya menuruni tangga eskalator. Kondisi sekarang sudah jauh berbeda apalagi sejak Gambir tidak lagi dijadikan pemberhentian untuk kereta jarak jauh, semua kereta ke Jawa Tengah atau Timur berhenti disini. 

Di papan informasi peron 12 saya lihat kereta yang ke Halim akan datang 10 menit lagi, pagi itu cukup banyak penumpang yang sama seperti saya membawa koper. Entah mereka juga mau ke Bandung atau akan naik pesawat dari Halim. Pukul 07.18 KRL berangkat menuju Halim semua bangku terisi penuh dan saya memilih berdiri karena perjalanan ke Halim hanya sebentar. Sesampainya di Stasiun Halim saya harus berpindah ke peron atas disitulah tempat naik penumpang kereta cepat Jakarta - Bandung. Dari Peron 2 saya harus keluar melewati gate lalu naik ke peron atas. Di peron atas juga terdapat gate untuk pengguna kartu multitrip jadi tanpa memerlukan tiket kertas, sebenarnya tiket kertas sedikit lebih murah dibanding tiket elektronik namun elektronik menawarkan kemudahan akses yang dapat digunakan untuk semua kereta apakah KRL, kereta jarak jauh atau kereta cepat. 

Tidak ada nomor tempat duduk di kereta cepat ini jadi siapa cepat dia dapat. Namun jangan khawatir klo masih pagi begini penumpang tidak terlalu banyak, lagi pula di jam sibuk kereta berangkat tiap setengah jam ke Bandung. Saya memilih duduk di gerbong tengah lokasi favorit saya. Baterai smartphone saya hampir sekarat saatnya di-charge agar siap digunakan di Bandung nanti. Kereta cepat ini sangat bagus meskipun buatan China, terdapat wi-fi dan colokan listrik di setiap bangku penumpang.

Kereta berhenti di 2 stasiun sebelum tujuan akhir di Tegalluar Bandung, pertama berhenti di Karawang dan kedua berhenti di Walini. Perjalanan ke Bandung dengan kereta cepat ini tidak sampai 50 menit. Dari Stasiun Tegalluar saya harus melanjutkan perjalanan ke Lembang, pertama saya naik LRT menuju Setiabudi lalu saya ingin mencoba kereta gantung yang berhenti di pasar Lembang. Dari situ saya ingin mampir sebentar di Tangkuban Perahu sebelum ke Ciater. 

Stasiun LRT di bandung di buat sederhana seperti halte tram di negara-negara Eropa lengkap dengan peta dan jadwal LRT. Tiketnya cukup murah hanya 10rb tapi saya cukup menggunakan E-Money lebih simpel, tinggal tap saja di mesin yg ada di dalam kereta.

Di Bandung naik LRT dan bus, lalu ke Lembang naik kereta gantung dan di Lembang juga ada bus.

Tunggu dulu. Semua cerita di atas hanya hayalan saya di tahun 2017. Tak perlu terlalu serius. Mudah-mudah angkutan umum kita bisa seperti itu.

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...